Osmosis
Pada proses osmosis, pelarut bergerak dari dua
arah yang berlawanan dengan kecepatan yang berbeda. Pelarut dari konsentrasi
rendah (larutan encer) berpindah ke konsentrasi tinggi (larutan pekat) dengan
kecepatan yang lebih besar dibandingkan kecepatan gerak pelarut dari arah
sebaliknya. Pelarut dari larutan encer akan lebih banyak berpindah ke larutan
pekat. Perpindahan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat ini
disebut proses osmosis.
Akibat perpindahan pelarut tersebut, permukaan larutan
pekat berangsur menjadi lebih tinggi. Aliran pelarut akan mencapai
kesetimbangan, jika aliran pelarut dari larutan encer ke larutan pekat, dan
sebaliknya, telah memiliki kecepatan yang sama. Pada kesetimbangan tersebut terdapat
perbedaan ketinggian larutan encer dan larutan pekat. Perbedaan tinggi kedua
larutan menyebabkan adanya perbedaan tekanan di antara kedua larutan. Tekanan
pada sisi larutan pekat lebih tinggi dari pada tekanan pada larutan encer
sebesar tekanan osmotik. Tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan agar
pelarut tidak berpindah ke larutan pekat disebut tekanan osmotik (π).
B.
Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik (π) adalah tekanan yang diberikan pada
larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam
larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Air menerobos masuk melalui membran semipermeabel
sehingga permukaan pada corong tistel akan naik yang diakibatkan oleh adanya
tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan
memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan sehingga menjadi sejajar pada
permukaan sebelumnya.
Tekanan osmotik berpegaruh terhadap sel didalam tubuh,
pengaruh tekanan osmotik berhubungan dengan “osmoregulasi” yaitu mekanisme homeostatis
suatu sel organisme untuk mencapai kesetimbangan tekanan osmotik dengan
lingkungannya. Jika tekanan osmotik didalam sel dengan luar sel seimbang maka
dikatakan sebagai keadaan isotonik pada keadaan ini volume sel tidak mengalami
perubahan volume. Jika tekanan osmotik didalam sel lebih besar maka cairan
dalam sel bisa keluar sehingga sel akan mengkerut, sebaliknya disebut hipotonik
yaitu liquid diluar sel akan masuk ke sel sehingga sel akan bertambah besar.
1. Isotonik
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai
konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan
yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.
Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak
melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak
sempurna. Larutan – larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang
berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik.
2. Hipotonik
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada
yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam
lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke
dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
3. Hipertonik
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari
pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik,
tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan
dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit
sehingga sel tidak berfungsi lagi.
C.
Rumus Tekanan Osmotik (π)
Pengamatan Jacobus Henricus Van’t Hoff pada larutan
ideal berlaku hukum gas ideal berdasarkan persamaan gas ideal:
PV = nRT
Jika tekanan osmotik larutan dilambangkan dengan π,
maka dari persamaan diatas akan diperoleh :
Oleh karena n/V menyatakan konsentrasi molaritas
suatu larutan (M), maka harga tekanan osmotik suatu larutan dapat
dinyatakan dengan :
π = M R T
dengan:
π = tekanan osmotik
π = tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K-1 mol-1)
T = suhu mutlak (K)
D.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
osmosis pada sel hidup :
1. Ukuran zat terlarut
= semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya
osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik
yang berfungsi untuk memecah zat pelarut bergerak melalui membrane
semipermeable.
2. Tebal
membran = semakin tebal suatu membrane akan memperhambat terjadinya osmosis.
Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus membrane
tersebut.
3. Luas
permukaan
4. Jarak
zat pelarut dan zat terlarut
5. Suhu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar