Gelombang
Gelombang adalah gejala dari
perambatan usikan (gangguan) di dalam suatu medium. Pada peristiwa rambatan
tersebut tidak disertai dengan perpindahan tempat yang permanen dari materi –
materi medium. Rambatan dari usikan (gangguan) itu merupakan rambatan energi.
Gelombang menurut arah getarnya
dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Gelombang
Tranversal : adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah
perambatannya. Sehingga bentuk dari gelombang tranversal terdapat bukit dan
lembah gelombang. Contoh: gelombang pada tali dan gelombang permukaan air. Terdapat
tiga hal penting yang mendukung terbentuknya gelombang tranversal yaitu:
a)
Adanya gaya tali yang
menimbulkan perpindahan pada waktu pulsa melewatinya.
b)
Tali harus bersifat
elastik. Tali
harus mempunyai kelembaman, sehingga akan menghasilkan getaran harmonis yang
sederhana.
2.
Gelombang Longitudinal : adalah gelombang yang arah getarnya berimpit atau
searah dengan arah rambat gelombang. Suatu gelombang longitudinal tidak
menyatakan suatu deretan bukit atau lembah gelombang tetapi suatu deretan
rapatan dan renggangan. Rapatan dan renggangan gelombang longitudinal dapat dilihat
pada sebuah kawat spiral yang dibentangkan mendatar. Contoh: gelombang pada
pegas dan gelombang bunyi.
B. Cepat Rambat
Gelombang
Gelombang yang merambat lurus dari
satu titik ke titik yang lainnya memerlukan waktu, dengan kata lain gelombang
memiliki kecepatan untuk merambat.
Pada kondisi tertentu, perpaduan gelombang datang dan
gelombang pantul pada tali tersebut menghasilkan gelombang stationer. Dengan
persamaan gelombang datang :
Y1(x,t) = A sin (kx-ωt)
Serta persamaan gelombang pantul :
Y1(x,t) = A sin (kx+ωt)
Sehingga diperoleh persamaan superposisi dua gelombang
tersebut yaitu :
Y1(x,t) = A sin (kx-ωt) + A sin (kx+ωt)
Dengan aturan trigonometri didapat :
Y(x,t) = 2A sin (kx) cos (ωt)
Dari persamaan tersebut tampak bahwa x dan t saling
lepas (tidak berkaitan), sehingga gelombang tersebut tidak berjlan, namun hanya
bergerak naik-turun (bergetar) pada arah y dengan frekuensi anguler ω.
Amplitudo getaran tersebut pada setiap titik sebesar 2A sin (kx) yang
menunjukkan besar Amplitudo tersebut bergantung posisinya. Jika kedua ujung
tali dibuat tetap, dan frekuensi getaran diatur sehingga panjang tali merupakan
kelipatan dari setengah gelombang, sehingga gelombang berdiri ini dalam keadaan
resonansi.
v = λ . f
Keterangan : v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
T = periode (s)
f = frekuensi
(Hz)
C. Hukum Melde
Hukum Melde
adalah hukum yang mempelajari tentang besar-besaran yang mempegaruhi cepat
rambat gelombag tranversal pada tali. Melde menemukan bahwa
cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan
berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai. Percobaan Melde
digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang tranversal dalam dawai/tali. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa
kecepatan merambat gelombang transversal pada dawai :
a.
berbanding lurus dengan akar panjang dawai,
b.
berbanding terbalik dengan akar massa dawai,
c.
berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dawai,
d. berbanding
terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai,
e.
berbanding terbalik dengan akar massa jenis dawai,
f.
berbanding terbalik dengan akar luas penampang dawai.
Senar atau dawai banyak
digunakan sebagai sumber bunyi, seperti pada gitar dan biola. Cepat rambat
gelombang pada dawai dapat diukur dengan peralatan Melde.
Panjang dawai adalah jarak dari sumber getar sampai ke katrol licin, karena
hanya pada bagian inilah dawai dirambati gelombang transversal. Tegangan dawai
setara dengan gaya berat beban, sedangkan frekuensi gelombang sama dengan
frekuensi getaran osilator.
Ketika osilator
digetarkan, terjadi rambatan
gelombang dari osilator
menuju ke katrol. Sesampai di
katrol, gelombang tadi
dipantulkan sehingga di
sepanjang dawai terjadi interferensi antara gelombang datang
yang berasal dari osilator dan gelombang pantul yang berasal dari katrol.
Interferensi gelombang ini menghasilkan gelombang stasioner
dalam bentuk simpul dan perut yang terjadi di sepanjang dawai.
Tegangan dawai secara matematis dinyatakan sebagai berikut:
F = m.g
dengan : F = tegangan dawai (N)
m = massa beban (kg)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
Frekuensi gelombang sama dengan frekuensi sumbernya,
sedangkan laju gelombang pada dawai ditentukan oleh tegangan dan kerapatan massa linear dawai. Secara matematik laju
gelombang pada dawai dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

dengan: F = tegangan dawai (N)
μ = massa per satuan panjang dawai (kg/m)
v = cepat rambat gelombang pada dawai (m/s)
dimana : 

dengan : m = massa dawai (kg)
l =
panjang dawai (m).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar